BLORA, INFOMEDIA.ID.
Setelah sukses di SMKN 2 Blora, Pertamina EP Field Cepu (PEPC) Zona 11 dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Blora kembali sosialisasi tentang pengelolaan Minyak dan Gas (Migas) serta ilmu Jurnalistik melalui program “PWI Goes to School With Pertamina” di SMK Migas Cepu, Blora, Jawa Tengah, pada Rabu (29/11).
Kali ini materi yang disampaikan narasumber dari Pertamina berbeda dengan sebelumnya, dan narasumbernya juga berbeda.
Kalau di SMK 2 Blora tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) oleh Iman Firmanto dari HSSE, kali ini dari bagian fungsi Petroleum Engineering (PE) yang disampaikan oleh Indra Kurniawan Prihadi Jr. Engineer Petroleum.
“Jadi meskipun di SMK Migas sudah di ajarkan materi tentang pengolahan minyak dan gas, disini akan saya sampaikan lebih dalam tentang ekplorasi dan ekploitasi yang dilakukan di wilayah Pertamina EP Field Cepu zona 11,” ungkap Indra.
Sebelumnya Indra, menyampaikan Visi dan Misi PT Pertamina Hulu dan Energi yang didalamnya terkandung AKHLAK (Amanah Kompeten Harmonis Loyal Adaptif dan Kolaboratif).
Indra juga menjelaskan tentang wilayah kerja PT Pertamina EP Field Cepu yang meliputi tiga Distrik.
“Distrik 1 meliputi wilayah Kawengan (KWG), Tapen (TPN) dan Dandangilo (DDG). Distrik 2 meliputi Ledok (LDK), Nglobo (NGL), Semanggi (SMG), Banyuasin (BNA) dan Alas Dara Kemuning (ADK). Sedangkan Distrik Gundih yaitu pengolahan Gas meliputi Kedungtuban (KTB), North Kedungtuban (NKT), Kedunglusi (KDL) dan Randublatung (RBT),” jelas Indra.
Pertamina EP Field Cepu, kata Indra, tidak hanya produksi saja, namun juga memberikan pelatihan, pembinaan maupun program kerja melalui CSR perusahaan, kepada warga disekitar produksi.
Sementara pemateri kedua disampaikan oleh Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Heri Purnomo masih terus mensosialisasi tentang Undang-undang Pers.
“Ini bagian tugas kami sebagai organisasi Pers untuk mensosialisasikan tentang Undang-undang Pers. Karena di era digitalisasi banyak sekali orang atau masyarakat menggunakan media sosial yang terkadang malah informasinya menyesatkan,” kata Heri.
Ia menegaskan bahwa wartawan dalam menulis harus memenuhi kaedah hukum jurnalistik, etika dan sesuai Kode Etik Jurnalistik (KEJ).
“Berhati hatilah bila menginformasikan ke sosial media, jangan sampai terjerat UU ITE,” terang Heri.
Medsos adalah informasi awal, sedangkan media mainstream yang dijalani wartawan adalah untuk menjelaskan, mencari fakta kebenaran dari informasi yang disampaikan di Medsos.
“Jangan main copy paste saja,” imbuhnya.
Heri berharap setelah acara ini, pelajar mengetahui bagaimana profesi wartawan yang benar dan jika menulis sebuah berita atau mengelola medsos di website sekolah mengetahui rambu rambu agar tidak hoak dan tidak terjerat UU ITE .
Sementara Kepala Sekolah SMK Migas Cepu, Jaelani menyambut baik kegiatan ini. Jaelani mengaku bahwa ini adalah kesempatan yang luar biasa, untuk menambah ilmu pengetahuan bagi anak didiknya.
“Selain dapat menambah ilmu pengetahuan ini bagian dari pendidikan kami di sekolah kejuruan dan ini sangat penting,” kata Jaelani.
Ia berharap kegiatan semacam ini tidak hanya satu kali saja. Jaelani ingin kegiatan ini berkelanjutan untuk menbah wawasan pelajar dan para guru di era digitalisasi sekarang ini, karena pengaruh media sosial.
Aike Revaliana, salah satu pelajar mengaku senang mendapat pengetahuan baru tentang Jurnalistik dari PWI Blora.
“Saya dan teman-teman jadi dapat ilmu baru. Yang semula hanya kenal medsos saja, sekarang bisa mengetahui cara menulis yang benar,” tuturnya. (Gun).