BLORA, INFO MEDIA.ID.
“Ibarat Pedut Kang Tan Ono Pedote” begitulah pepatah lama yang sering kita dengar, artinya Penderitaan Yang Tanpa Henti.
Hal tersebut identik dengan penderitaan keluarga Supinah (60), Anir (27) dan Imron (37) warga Dukuh Sumberejo, Desa Sumberagung Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Saat disambangi wartawan, ketiganya tinggal serumah (sakit lumpuh dan stroke) hingga bertahun-tahun lamanya, yang saat ini dirawat Ana Khusmiati (19) si bungsu, dalam satu atap.
Mirisnya lagi penderitaan itu belum ada perhatian terkait bantuan pelayanan kesehatan guna meringankan beban sakit yang dideritanya.
Supinah yang terkena stroke mengatakan bahwa sakit yang dideritanya itu berlangsung sejak lama hingga tidak ingat lagi kapan sakitnya itu bermula.
“Gak inget kapan sakit saya ini,” kata Supinah yang terkena stroke, kepada wartawan saat disambangi dirumahnya, Minggu (19/11/2023).
Belum usai ujian itu, ungkap Supinah juga terjadi pada kedua anaknya yakni Anir dan Imron yang terkena sakit lumpuh dan bahkan keduanya sakit saat duduk di Sekolah Dasar (SD).
“Tinggal berempat dalam satu atap. Saya sakit stroke sementara Imron dan Anir lumpuh layuh,” papar Supinah.
Ia menjelaskan, bahwa selama ini hidup ditopang dari anaknya yakni Eko Purnomo (25) yang bekerja sebagai pekerja serabutan di wilayah Blora.
Eko adalah kakak kandung Ana Khusmiati, yang mencarikan nafkah dalam menghidupi kami berempat sehari hari.

“Suami saya meninggal setahun yang lalu. Biaya hidup sehari hari, mengandalkan kakaknya Ana,” ungkapnya.
Supinah menceritakan bahwa selama sakit bertahun tahun ini, belum pernah tersentuh sedikitpun dalam mendapatkan bantuan pelayanan kesehatan.
“Semua mengetahui. Dan bahkan seolah olah pemangku kebijakan di Desa Sumberagung, cenderung membiarkan dan tidak peduli, meskipun mengetahui apa adanya saat ini (kondisi),” kata dia.
Supinah mengungkapkan bahwa dirinya ketika itu pernah berobat di Puskesmas Banjarejo, Blora dengan menggunakan biaya mandiri.
Jelang beberapa hari kemudian, kata dia, kedua anaknya (Amir dan Imron) menderita sakit lumpuh.
“Pernah bayar sendiri untuk berobat dan namun tidak bertahan lama. Keduanya juga ikut sakit, lumpuh,” paparnya.
Ia juga mengatakan bahwa semenjak kedua anaknya (Amir dan Imron) sakit lumpuh belum pernah mendapatkan fasilitas ataupun pelayanan kesehatan untuk berobat.
“Jangankan untuk berobat, bisa makan hari inipun sudah beruntung,” terangnya.
Ada bantuan kursi roda, namun di pemerintahan yang dulu.
Sehingga, Supinah berharap pemerintah desa, dinas terkait maupun pemerintah kabupaten berkenan membantu meringankan beban keluarganya dan kedua anaknya.
Supinah juga mengucap terima kasih kepada pemerintah desa/kabupaten bahwa dirinya bersama keluarga belum lama ini mendapatkan bantuan bedah rumah dan terdaftar sebagai Penerima Keluarga Harapan (PKH).
“Semoga apa yang diharapkan, dapat terbantukan demi kesembuhan,” ungkapnya.
Di sisi lain, Kepala Dusun (Kadus) Sumberejo, Dias menerangkan bahwa selama ini keluarga (Supinah, red) telah mendapatkan bantuan PKH dan bantuan tambahan beras.
Dari pemerintah desa, kata Dias, memang belum pernah memberikan bantuan khusus untuk menangani sakitnya.
“Pernah diberikan bantuan kursi roda yang diajukan oleh Sekdes lama (Sami’an, red), yang dimintakan dari Dinsos P3A. Saya mengetahui serah terimanya. Kursi roda itu kini sudah usang,” terang Dias.
“Bukan, bukan. Bukan dari Kepala Desa (Kades) Sudarsono (periode saat ini), bantuan kursi roda itu,” ungkapnya.
Ketua RT 03/02, Dukuh Sumberejo, Khambali juga menerangkan bahwa semenjak Sunarto (suami Supinah) yang juga mantan ketua RT, hingga diganti olehnya, keluarga tersebut belum pernah mendapatkan bantuan terkait dengan penanganan penyakit yang disandangnya.
“Kami berharap pemerintah daerah ataupun instansi yang terkait mendapatkan perhatian beserta bantuan pertolongan demi kesembuhan, keluarga Supinah,” ungkapnya.
Sementara salah seorang warga desa setempat, Kadarsih juga berkomentar bahwa sebagai orang kepercayaan seharusnya bisa mengayomi dengan atau problema apapun, termasuk halnya bagi warga yang sakit.
“Harusnya peka, ada warga yang sakit, gerak cepat, peduli membantu ke sesama,” kata guru TK, yang juga mencalonkan diri sebagai Caleg (Calon Legislatif) DPRD Blora dari partai PDI Perjuangan Dapil V (Banjarejo, Tunjungan dan Ngawen).
Sementara itu, Kepala Desa Sumberagung, Darsono mengaku bahwa pemerintahan desa sudah sering kali memberikan bantuan kepada mereka bertiga yang menderita sakit.
Bahkan pernah memberikan bantuan sebuah kursi roda untuk mereka bertiga.
“Sudah pernah diberikan bantuan kursi roda,” paparnya.
Derita keluarga Supinah, juga mendapat respon dari tetangganya, yakni Kiswati.

Menurutnya, rumah Supinah (bagian belakang, red) dulu pernah miring dan hampir roboh pasca hujan deras beberapa bulan lalu.
Melihat hal itu, kata dia, pihaknya menceritakan kepada pemuda pemuda, RT setempat untuk dapat membantu meringankan hunian tersebut agar aman, nyaman.
“Ada inisiatif warga untuk iuran se iklasnya guna meringankan beban keluarga Supinah. Rumahnya nyaman saat digunakan dimusim penghujan,” kata Kiswati.
Dirinya juga berharap, pemerintah desa turut andil membantu warganya guna memberikan pertolongan, agar sakit yang diderita keluarga Supinah dan anak anaknya kian membaik.
“Semoga pemdes Sumberagung, berkenan membantu pelayanan kesehatannya,” terangnya.
“Berikan contoh yang baik untuk warga,” tutupnya. (Joks).