Blora (INFO MEDIA) – Rumah Sakit Daerah Umum (RSUD) dr. R. Soetijono Blora terus menunjukkan tren positif sejak ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) pada 2016. Dalam dua tahun terakhir, pelayanan maupun kinerja keuangan rumah sakit tercatat meningkat signifikan.
Direktur RSUD dr. R. Soetijono Blora, dr. Puji Basuki, mengungkapkan bahwa indikator pelayanan pada 2024 mengalami perbaikan dibanding tahun sebelumnya.
Tingkat keterisian tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR) naik dari 88,76% pada 2023 menjadi 104% di 2024.
Untuk Bed Turn Over (BTO), kata dr. Puji, mengalami lonjakan dari 58,65 kali menjadi 73,75 kali. Dari sisi mortalitas, Net Death Rate (NDR) turun dari 43,33% menjadi 25,56%, sedangkan Gross Death Rate (GDR) menurun dari 64,21% menjadi 52,72%.
“Indikator pelayanan menunjukkan peningkatan kualitas. Ini sejalan dengan komitmen kami untuk terus berbenah,” ujar dr. Puji, saat dihubungi, Minggu (28/9/2025).
Menurut Direktur RSUD Blora, kenaikan jumlah kunjungan pasien turut mendongkrak pendapatan rumah sakit. Pada 2023, total penerimaan RSUD mencapai Rp88,7 miliar, naik menjadi Rp109,5 miliar di 2024. Tahun 2025, manajemen menargetkan penerimaan sebesar Rp113 miliar.
Pendapatan operasional juga naik dari Rp86,86 miliar (2023) menjadi Rp111,99 miliar (2024). Sementara beban operasional meningkat dari Rp88,95 miliar menjadi Rp104,74 miliar.
Secara rasio, Pendapatan Operasional terhadap Beban Operasional (POBO) membaik dari 97,65% menjadi 103,13%.
“Sebagai BLUD, seluruh pendapatan digunakan kembali untuk mendukung operasional rumah sakit, mulai belanja pegawai, barang dan jasa, hingga belanja modal,” jelas Puji.
Tingginya animo masyarakat terlihat dari meningkatnya kunjungan pasien pada tiga layanan utama: Instalasi Gawat Darurat (IGD): 13.155 kunjungan pada 2024, sementara periode Januari–Agustus 2025 sudah mencapai 12.404 kunjungan. Rawat Jalan: 62.052 kunjungan pada 2024, melonjak menjadi 79.699 kunjungan hanya dalam delapan bulan pertama 2025 dan Rawat Inap: 11.086 pasien pada 2024, naik menjadi 11.565 pasien pada Januari–Agustus 2025.
“Pasien RSUD dr. R. Soetijono Blora masih didominasi oleh peserta BPJS Kesehatan, disusul Jasa Raharja, BPJS Ketenagakerjaan, Taspen, pasien umum, serta pasien dengan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM),” terangnya.
Untuk menunjang pelayanan, rumah sakit hampir merampungkan pemenuhan standar Kelas Rawat Inap Standar (KRIS). Selain itu, RSUD juga mengembangkan fasilitas ICU, NICU, PICU, ruang bedah, hingga cath lab untuk layanan kateterisasi jantung dan stroke.
Penataan kantong parkir dengan akses pintu depan dan belakang pun dilakukan guna mengurai kepadatan kendaraan.
RSUD Blora juga menguatkan layanan digital dengan meluncurkan aplikasi “Dolan Soetijono”.
Aplikasi ini memudahkan pasien mengakses layanan, mulai dari pendaftaran dan antrean online, melihat hasil laboratorium serta radiologi, hingga rincian biaya perawatan.
“Dengan aplikasi ini, pasien tidak perlu lagi mencetak dokumen. Semua bisa diakses langsung lewat ponsel,” terang Puji.
Saat ini RSUD dr. R. Soetijono Blora berada pada level pelayanan kompetensi madya, dengan fokus pada layanan KJSU (Kanker, Jantung, Stroke, Urologi, dan Nefrologi). Untuk mendukung hal tersebut, manajemen tengah menyiapkan SDM, di antaranya dokter spesialis saraf, radiologi, dan jantung yang kini menempuh pendidikan lanjutan.
Peningkatan ini mencerminkan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap layanan kesehatan di RSUD dr. R. Soetijono Blora.
“Kami terus memperkuat digitalisasi, meningkatkan sarana prasarana, dan menyiapkan SDM. Target kami adalah menjadi rumah sakit rujukan utama, terlengkap, dan terbaik di wilayah Blora serta sekitarnya,” tegas Puji.
