PATI, INFO MEDIA – Kesehatan Kantor Cabang Pati menggelar kegiatan Koordinasi Bridging e – Farmasi dan Implementasi Smart klaim Faskes Kesehatan Tingkat Lanjut (FKRTL), Selasa (5/3/2024).
Kegiatan ini digelar dalam rangka Optimalisasi Mutu Layanan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan kepada peserta JKN melalui implementasi Bridging e – Farmasi dan Implementasi Claim FKRTL.
Digitalisasi Bridging e-Farmasi, dan Smart Klaim adalah inisiatif teknologi yang bertujuan untuk meningkatkan layanan kesehatan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Inovasi ini membantu mempercepat proses, meningkatkan aksesibilitas, dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan secara keseluruhan.
Salah satu peserta kegiatan Najnoel (28) IT RSUD Soewondo mengungkapkan, teknologi dan sistem yang terus dikembangkan oleh BPJS Kesehatan sangat membantu Fasilitas Kesehatan dalam percepatan proses pelayanan sehingga berdampak pada percepatan pengajuan tagihan ke BPJS Kesehatan.
“Inovasi yang baik ini harus didukung dengan pengamanan sistem agar dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam pengimplementasian nanti, kami dari IT Faskes sangat mendukung inovasi ini,” ungkap Najnoel.
Dalam proses digitalisasi Bridging e – Farmasi dan Smart Claim BPJS Kesehatan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar sistem tersebut dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat maksimal bagi peserta.
“Pengamanan sistem harus benar-benar dijaga diantaranya keamanan data, integrasi sistem Rumah Sakit dengan Sistem BPJS Kesehatan, dan kesesuaian regulasi yang berlaku,” lanjutnya.
Digitalisasi, inovasi Bridging e-Farmasi, dan implementasi Smart Klaim memiliki hubungan erat dalam upaya meningkatkan efisiensi, aksesibilitas, dan kualitas layanan kesehatan kepada Peserta JKN.
“Dengan digitalisasi yang saat ini semakin canggih, saya yakin inovasi yang dikembangkan oleh BPJS Kesehatan dapat dirasakan manfaatnya bagia masyarakat luas khususnya Peserta JKN,” tandasnya.
Kepala BPJS Kantor Cabang Pati Wahyu Giyanto menyampaikan, kegiatan koordinasi ini merupakan salah satu bentuk implementasi dalam percepatan pelayanan kepada para peserta JKN dalam mengoptimalkan layanan – layanan digital yang ada termasuk layanan antrean digital.
“Yang pertama adalah target kita yaitu kecepatan layanan peserta JKN ketika di fasilitas kesehatan. Layanan paling lama satu jam ya, itu orang berobat masuk, dilayani, antre obat dan selesai. Itu untuk layanan di fasilitas kesehatan tingkat lanjutan khususnya untuk yang rawat jalan,” jelasnya.
Namun demikian, Wahyu tidak memungkiri bahwa dengan banyaknya peserta JKN aktif khususnya di wilayah Pati, layanan di FKTL rawat jalan rata – rata masih membutuhkan waktu lebih dari dua jam.
“Saya yakin ke depan bisa menerapkan kecepatan layanan ini. Sebab begini, orang yang berobat masuk, kemudian dilayani, resep obat otomatis langsung terkoneksi ke bagian farmasi. Jadi ke depan, peserta BPJS itu pelayanannya jadi jauh lebih cepat. Karena kalau peserta umum kan harus bayar dulu, antre juga, obatnya ditebus dulu atau tidak. Sedangkan kalau Peserta BPJS kan ditebus semua,” paparnya.
Pihaknya menegaskan bahwa sampai saat ini, progres antrean online fasilitas kesehatan di wilayah Pati telah mencapai 90%. Artinya untuk mencapai kecepatan dalam pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS pun bukan hal yang tidak mungkin.
“Dengan capaian pemanfaatan antrean online yang sangat tinggi berarti saat ini Peserta JKN sudah merasakan manfaatnya dan ini yang harus didukung dengan inovasi – inovasi dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan yang jauh lebih baik lagi,” tutup Wahyu.
Dengan adopsi Smart Claim BPJS Kesehatan, diharapkan pengalaman peserta dalam mengajukan klaim biaya pengobatan menjadi lebih mudah, cepat, dan transparan.
Sistem ini juga membantu BPJS Kesehatan dalam meningkatkan efisiensi operasional dan memberikan layanan yang lebih baik kepada peserta JKN. (Gun).