BOYOLALI, INFOMEDIA.ID.
Lemahnya Sumber Daya Manusia (SDM) di sektor pariwisata membuat potensi wisata di Boyolali kurang tersentuh. Mengingat Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah memiliki potensi alam luar biasa yang bisa dikembangkan untuk sektor pariwisata.
Hal ini disampaikan dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata Indonesia (STIEPARI) Semarang, Gana Wuntu di sela – sela Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata yang digelar oleh Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Boyolali di Bungalow Selo Boyolali, Rabu (23/8/2023).
Gana menyampaikan bahwa Kabupaten Boyolali memiliki potensi wisata yang cukup besar dan mempunyai keunikan tersendiri di setiap desa. Namun belum bisa dimanfaatkan secara optimal karena kelemahan di SDM.
“Di Boyolali, desa wisatanya itu potensinya cukup besar dan punya keunikan tersendiri di setiap desa. Hanya kelemahannya adalah kurang mengetahui potensinya, kurang memanfaatkan,” kata Gana.
Dalam materinya Gana menyampaikan tentang pengelolaan dan pembentukan desa wisata di Kabupaten Boyolali. Materi tersebut berisi mengenai bagaimana cara membangun desa wisata berbasis dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat dengan kelembagaan yang bersinergi.
“Materi ini sebagai dasar untuk membangun desa wisata yang bisa maju berkembang dan mendorong ke arah mandiri. Arti mandiri itu dari rakyat untuk rakyat oleh rakyat. Jadi dari mereka untuk mereka dan mereka yang akan merasakan manfaatnya,” ujarnya.
Kepala Disporapar Boyolali, Budi Prasetyaningsih mengatakan pelatihan ini diikuti 40 orang yang berasal dari sejumlah desa wisata yang ada di Kabupaten Boyolali. Selama pelatihan, selain pemberian materi tentang teori, juga dilaksanakan Orientasi Lapangan (OL) ke desa-desa wisata yang sudah cukup bagus dan langganan juara.
“Harapan dari kegiatan ini adalah kita tahu bahwa kita untuk pariwisata ada Sapta Pesona. Mereka bisa memahami dan melaksanakan Sapta Pesona. Nah, Sapta Pesona itu meliputi Keamanan, Ketertiban, Kebersihan, Kesejukan, Keindahan, Keramahan, dan Kenangan. Seperti yang sering saya katakan bahwa setiap orang yang hadir atau datang ke tempat wisata harus mempunyai kenangan khusus sehingga nantinya akan membawa teman atau saudara yang lain kembali ke tempat wisata tersebut,” ujarnya.
Salah satu perwakilan Desa Wisata Buluserang, Wonoharjo, Kemusu, Boyolali, Suwanto, mengaku senang bisa mengikuti pelatihan pengelolaan desa wisata. Ia pun berharap bisa menyerap ilmu tentang kepariwisataan sehingga bisa diterapkan di desanya. Di desa Wonoharjo, wisata yang diunggulkan adalah pelelangan ikan, karamba apung, warung apung, dan sebagainya.
“Pelatihan ini sangat bagus sekali, dengan harapan nanti bisa meningkatkan ilmu dari para pengelola wisata sehingga bisa menciptakan bagaimana wisata lebih bagus lagi,” ujarnya. (Gun).