Blora (INFO MEDIA) – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. R. Soeprapto Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, mencatat kinerja positif sepanjang tahun anggaran 2024. Dengan status sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), rumah sakit ini berhasil meningkatkan fleksibilitas pengelolaan keuangan, mutu layanan, serta mencatat surplus dari total pendapatan sebesar Rp59,85 miliar.
Direktur RSUD dr. R. Soeprapto Cepu, drg Wilys Yuniarti menyampaikan, perubahan paling signifikan sejak berstatus BLUD adalah fleksibilitas keuangan dan kemandirian operasional.
Rumah sakit kini dapat menggunakan langsung pendapatan untuk belanja operasional, tanpa menunggu pencairan APBD. Hal ini berdampak pada ketersediaan obat, alat kesehatan, hingga percepatan rekrutmen tenaga medis.
“Dengan BLUD, kami lebih cepat memenuhi kebutuhan obat, alat kesehatan, hingga menambah SDM. Dampaknya, mutu pelayanan meningkat, waktu tunggu pasien berkurang, dan kepuasan masyarakat lebih baik,” jelasnya.
Sepanjang 2024, kata Wilys, RSUD Cepu membukukan pendapatan Rp59,85 miliar. Porsi terbesar berasal dari BPJS Kesehatan dengan realisasi Rp50,7 miliar atau 98,1 persen dari target.
Disusul pendapatan pasien umum sebesar Rp6,87 miliar, kerjasama pihak ketiga Rp1,31 miliar, serta pasien tidak mampu (SKTM) Rp426,7 juta.
Total belanja operasional RSUD Cepu tahun 2024 mencapai Rp56,11 miliar. Dari jumlah itu, Rp20,46 miliar dialokasikan untuk belanja pegawai, sedangkan Rp35,65 miliar untuk barang dan jasa.
“Pos terbesar antara lain jasa tenaga kesehatan (Rp9,14 miliar) dan belanja obat-obatan (Rp7,86 miliar),” terangnya.
Dengan adanya surplus, RSUD Cepu merencanakan reinvestasi melalui: pengadaan alat kesehatan baru (CT Scan, ventilator, dll), renovasi ruang rawat inap sesuai standar Kelas Rawat Inap Standar (KRIS), pengembangan layanan unggulan seperti hemodialisis, implementasi sistem digitalisasi rumah sakit (rekam medis elektronik, antrian online, e-resep) dan insentif dan pelatihan SDM berbasis kinerja.
“Dana surplus tidak dikembalikan ke kas daerah, tapi dimanfaatkan langsung untuk pengembangan fasilitas, SDM, dan layanan, sesuai aturan BLUD,” tegas manajemen.
Disisi lain, tren kunjungan pasien pada 2024 meningkat signifikan dibanding tahun sebelumnya. Pasien rawat jalan mencapai 60.940 orang (naik 49,4%), rawat inap 14.900 pasien (naik 39,7%), dan rawat inap khusus 13.240 pasien (naik 53,4%).
Sejalan dengan peningkatan fasilitas, RSUD Cepu fokus mengembangkan kompetensi tenaga kesehatan melalui pelatihan BTCLS, ACLS, ATLS, sertifikasi profesi, hingga izin belajar lanjutan untuk spesialis. Kerjasama juga dilakukan dengan universitas dan rumah sakit pendidikan untuk transfer ilmu.
Dari sisi digitalisasi, rumah sakit mulai mengembangkan rekam medis elektronik (ERM), sistem pendaftaran online, dan integrasi SIMRS guna mempercepat pelayanan dan meningkatkan transparansi.
Memasuki tahun 2025, RSUD Cepu menargetkan peningkatan layanan unggulan berbasis teknologi, percepatan digitalisasi rumah sakit, kreditasi KARS untuk peningkatan mutu dan patient safety, pengembangan fasilitas rawat inap sesuai standar nasional.
“Kami ingin RSUD Cepu semakin modern, ramah pasien, dengan layanan unggulan yang dapat diandalkan masyarakat Blora dan sekitarnya,” pungkas Direktur RSUD Cepu.