Blora Catat Penurunan Kasus Filariasis, Target Eliminasi 2025

Blora (INFO MEDIA) – Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit kaki gajah atau filariasis di Kabupaten Blora menunjukkan hasil positif.

Dinas Kesehatan Daerah (Dinkesda) Blora melaporkan terjadi penurunan signifikan jumlah kasus aktif dalam satu dekade terakhir.

Jika pada tahun 2005 tercatat 25 kasus aktif, maka per Agustus 2020 jumlah tersebut menurun menjadi hanya 12 kasus. Penurunan ini dinilai sebagai hasil nyata dari program Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filariasis yang dijalankan secara konsisten, disertai meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan dan penggunaan kelambu saat tidur.

Kepala Dinkesda Blora, Edi Widayat, menjelaskan bahwa sejak 2020 program POPM dilaksanakan menyeluruh di wilayah endemis.

“Kami membagikan obat diethylcarbamazine citrate (DEC) dan albendazole secara gratis kepada masyarakat berisiko tinggi. Selain itu, petugas puskesmas juga rutin memberikan penyuluhan di desa desa,” ujar Edi, Senin (1/9/2025).

Menurutnya, Dinkesda bekerja sama dengan kader kesehatan desa dan aparat kelurahan untuk mendata sekaligus memastikan obat benar benar dikonsumsi oleh warga sasaran. Pemeriksaan darah secara acak juga dilakukan untuk memantau efektivitas program tersebut.

“Penurunan ini menunjukkan bahwa intervensi berjalan efektif, meski Kabupaten Blora belum sepenuhnya terbebas dari filariasis,” tambahnya.

Selain intervensi medis, upaya non medis juga dilakukan melalui perbaikan sanitasi lingkungan.

Pemerintah desa bersama masyarakat telah menormalisasi drainase, menghilangkan genangan air, mendorong penggunaan kelambu, serta melakukan penyemprotan (fogging) di area rawan.

Meski jumlah kasus terus menurun, Dinkesda tetap mengingatkan masyarakat agar tidak lengah.

Filariasis merupakan penyakit menular akibat cacing parasit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk, terutama di wilayah tropis dengan sanitasi buruk.

“Orang yang pernah terinfeksi bisa mengalami gejala dalam jangka panjang. Karena itu, pencegahan harus dilakukan secara konsisten,” tegas Edi.

Dinas Kesehatan Blora menargetkan wilayahnya dapat mencapai status eliminasi filariasis pada 2025, sesuai target nasional.

Evaluasi dan monitoring rutin terus dilakukan bersama Kementerian Kesehatan untuk memastikan pencapaian target tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!